Bagaimana kondisi pandemi di Indonesia hari ini, 16 Juni 2021, tepat satu bulan setelah hari terakhir long weekend Lebaran 2021?
Sebulan yang lalu, pemerintah dibuat pusing memikirkan bagaimana sebaiknya menghadapi liburan Lebaran, khususnya terkait tradisi mudik masyarakat kita. Di sisi lain, sebagian masyarakat juga pusing menghadapi kenyataan tidak bisa mudik karena dilarang.
Kemudian, ada sebagian lagi yang pusing memikirkan bagaimana cara mengelabui petugas, agar tetap bisa mudik ke kampung halaman, demi berkumpul dengan sanak saudara.
Riuh benar situasi sebulan lalu. Media massa dipenuhi berita-berita dan liputan mudik yang terasa beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jelas beda, karena baru kali ini mudik dilarang, dan petugas yang disiapkan untuk mengawalnya pun tampak tak main-main. Kali ini larangannya serius.
Media massa juga diramaikan dengan pendapat-pendapat pro-kontra seputar larangan mudik dan aturan libur Lebaran. Beberapa pakar pun memprediksi akan terdapat lonjakan kasus Covid-19 pascalibur Lebaran.
Baca juga → 7 Fakta Plasma Konvalesen Covid-19 yang Kontroversial
Status Covid-19 Hari Ini
Jumlah kasus di Indonesia per sore ini, 16 Juni 2021 adalah sebanyak 1.937.652 kasus, dengan jumlah kesembuhan 1.763.870 kasus, kematian 53.476 kasus, dan sebanyak 120.306 kasus aktif.
Mari kita cermati grafik berikut ini:

(grafik: kcov.id/data-nasional, sumber data: bnpb-inacovid19.hub.arcgis.com, dibuat oleh: Rhesa Austen)
Melihat grafik tersebut, tampak adanya tren peningkatan signifikan dalam satu bulan terakhir, bertepatan dengan selesainya masa libur Lebaran 2021.
Puncaknya adalah pada hari ini dengan jumlah kasus baru sebanyak 9.944 kasus! Ini adalah penambahan jumlah kasus harian tertinggi dalam periode satu bulan terakhir, hingga sore ini.
Panik Ngga?
Terjawab sudah apa yang diramalkan para pakar tersebut. Apakah grafiknya melandai? Jelas tidak. Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo bahkan mengatakan bahwa statistik itu tidak menggambarkan data sesungguhnya kasus di Indonesia. “Yang terjadi justru lebih besar,” ungkap Windhu Purnomo dilansir BBC News Indonesia, 13 Juni 2021.
Ia meyakini jumlah kasus sebenarnya bisa lebih tinggi, mencapai delapan kali lipat dari yang dilaporkan. Hal ini berhubungan dengan rendahnya angka tracing dan testing. Pakar lainnya, Dicky Budiman dari Griffith University Australia mengkhawatirkan akan adanya lonjakan kasus yang sangat besar setelah akhir Juni, bila pemerintah tidak segera mengantisipasi.
Lantas kita harus bagaimana?
Stay calm, tidak perlu panik. Mau bagaimana lagi? Tak ada gunanya panik sekarang. Paling simpel adalah, tetap jalankan prokes dengan ketat, jangan lengah dan jangan kendor! Itu saja tugas kita.
Simpel, tapi kenyataannya tidak semua orang bisa melakukannya dengan baik!
Urusan lainnya, vaksinasi kek, PSBB kek, PPKM kek, lockdown kek, penelitian ini-itu kek, dan seterusnya, serahkan saja pada ahlinya. Biarlah mereka yang berpikir keras. Kita yang tinggal ngikut aja pun sudah pusing kan, janganlah dibikin semakin pusing. Biarlah para pakar memikirkan apa yang terbaik bagi Indonesia. Kita ikut saja, selama itu semua untuk kebaikan kita bersama.
Setuju tidak?
Tetap sehat, tetap waras, tetap waspada, tetap jalankan prokes, tetap jaga orang-orang yang kita kasihi, dan jangan dengarkan hoaks! Salam sehat!
(is)
Seminggu ini udah jauh melonjak. Sore ini kasus baru 13.668, total tembus 2 juta lebih. Teman-temanku dan keluarganya pada kena positif. Ketatkan prokes brosis!!